Jumat, 22 Maret 2013

Heaviest Pressure



Halo… author gaje ini akan mengupdate fic yang baru lagi.

Ichi: kebiasaaan lo thor.

Kusa: semoga suka dengan fic yang baru.

Hisa: Dan terhibur tentunya dengan fic ini.


Bleach

Disclaimer: Tite Kubo.

Rate: T (sewaktu-waktu bisa berubah jadi M).

Genre: Family, Friends, Romantis, Hurt/comport.

Warnig: Gaje, Typoo(s), humor (mungkin), OOC, Lemon (Maybe), Yaoi, Incest (maybe).

Pair: Shuuhei x Ichigo, Kensei x Kaien. 

A/N: Kaien: aniki. 

Ichigo: Nii-san.

Tanda '': bicara dalam hati

Summary: Ichigo seorang siswa prodigy di sekolahnya. Hari-harinya di habiskan dengan belajar dan belajar. Ia selalu sendirian dan tidak punya teman, namun tiba-tiba datang seorang murid baru. Apakah murid baru ini bisa membantu Ichigo untuk keluar dari tekanan-tekanan yang di alaminya?


Chap 1

Di sebuah sekolah yaitu SMA Karakura yang terletak di pusat kota ini, di tempat ini para siswa datang untuk belajar dan memperoleh ilmu. Tidak keterkecuali pemuda berambut orange ini yang bernama Ichigo Kurosaki yang di juluki kutu buku oleh teman-temannya, ia pemuda yang berbakat dan pintar tapi tidak banyak orang yang tahu mengenai dirinya.

"Ichi, sudah sampai. Hah! Kau benar-benar rajin Ichi. sudahlah ayo turun dan ingat pesan aniki ya." Kaien memberhentikan mobilnya di parkiran sekolah. Ia melihat Ichigo yang masih membaca buku pelajarannya. Ichigo menutup bukunya dan mengangguk pelan sebagai jawaban, Kaien hanya menghela napas saja dengan melihat Ichigo yang seperti ini.

"Ohayou sensei..." Ucap salah satu siswi menyapa Kaien yang menjadi guru mereka.

"Ohayou mo… ayo Ichigo." Jawab Kaien membalas sapaan muridnya dan ia sudah tidak heran jika Ichigo hanya diam saja "nah aniki duluan ya."

"Iya Aniki." Kata Ichigo menuju kelasnya setelah mengganti sepatunya di loker. Ia melewati siswa dan siswi yang lain dengan santai, memang masih terlalu pagi ia datang ke sekolah dengan kakaknya. Ichigo memang pendiam dan tergolong anak yang rajin, pintar, dan banyak yang mungkin bisa di bilang iri padanya. Tetapi mereka tidak tahu apa yang di alami oleh Ichigo selama ini.

Ketika sampai di kelas Ichigo langsung membuka buku pelajarannya kembali dan hari itu memang ada ulangan di jam pertama. Rukia dan Renji yang menjadi temannya semenjak SD bingung apa yang terjadi dengan Ichigo, sifatnya berubah dengan drastis dan jarang mengobrol dengan mereka lagi. Begitu juga dengan Kusaka yang merupakan sepupunya yang satu sekolah dengannya namun berbeda rumah

"Pagi-pagi sudah baca Ichi-kun." Kata Kusaka duduk di depan Ichigo yang sedang membaca bukunya.

"Ya, bukankah nanti ada ulangan?" Jawab Ichigo yang tetap membaca bukunya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kau sudah banyak berubah, Ichi-kun. Aku dan yang lain menginginkan dirimu yang dulu, tidak seperti ini!" Kusaka memperhatikan Ichigo dari dulu hingga sifatnya menjadi seperti ini.

"Kusa-nii…" ucap Ichigo singkat lalu ia berhenti membaca bukunya dan menatap Kusaka.

"Baiklah, aku ke sana dulu." Gumam Kusaka pergi meninggalkan Ichigo yang masih diam saja. Ia tahu ini sulit untuk Ichigo yang sekarang, tetapi sebagai teman dan sepupunya ia mau Ichigo kembali lagi ke dirinya yang lama.

Ichigo menutup buku yang di bacanya dan melihat keluar jendela, banyak para siswa dan siswa berdatangan ke sekolah. Ada rasanya ia ingin seperti anak-anak yang lain, bisa main, bercanda bersama teman-temannya, tapi apa daya ia tidak bisa mendapatkan itu semua.

Kakaknya Kaien sudah berusaha membujuknya agar tidak terlalu di paksakan, memang tekanan yang besar dari ayah mereka yang membuat Ichigo menjadi seperti ini, tidak lama bel pun berbunyi tanda masuk. Kaien adalah guru kimia di kelas Ichigo, selain guru kimia ia juga mengajar di mata pelajaran lain.

Kaien membagaikan kertas soal kepada murid-muridnya, Ichigo menghela napas saat kakaknya tersenyum kepadanya. Ia mulai mengerjakan soal yang di berikan dengan serius, untung saja dia sudah belajar dan diajarin oleh Kaien. Meski mereka kakak adik di sekolah tetap bersifat profesional, hubungan antara guru dan murid. Kaien memerhatikan mereka dengan seksama dan berkeliling agar tidak ada yang berbuat curang. Mereka semua mengerjakan dengan serius tanpa adanya yang berisik sama sekali.

Ketika bel berbunyi mereka mengumpulkan dengan serempak tentu saja Ichigo juga. Kaien memperhatikan Ichigo yang tidak bekomunikasi dengan teman-temannya, hal ini membuat ia sedih tapi tidak ia tunjukan kepada Ichigo. Setelah itu pun pelajaran biologi di mulai dengan damai dan tenang, tidak sedikit pun Ichigo melewati penselajasan yang di ajarkan oleh sang guru. Tidak terasa bel istirahat pun datang para siswa maupun siswi menyambut dengan senang.

"Lo Ichi-kun… cepat banget hilangnya? Kemana dia pergi?" Ucap Kusaka dengan kesal saat menghampiri tempat duduknya, namun Ichigo sudah tidak ada, hal ini membuatnya bingung kepada Ichigo yang selalu pergi dan menyendiri itu. "Rukia-chan, Renji-kun, kau lihat Ichigo?" Tanya Kusaka kepada temannya yaitu Rukia Kuchiki dan Renji Abarai.

"Ichigo? Tadi udah keluar sepertinya ke perpus Kusa-san." Jawab Renji dengan singkat dan tidak habis pikir dengan temannya ini, yang meyendiri setiap istirahat.

"Begitu, padahal aku mau bicara dengannya. Terima kasih ya." Ucap Kusaka berancak pergi untuk mencari tetapi Rukia menghentikannya. "Ada apa Rukia-chan?"

"Aku mau tanya apa Ichigo tidak bisa kembali seperti dulu? Dan tadi aku melihatnya sepertinya ia menahan sesuatu. Apa ia sedang sakit?" Rukia langsung mengutarakan yang membuatnya penasarn sejak tadi.

"Aku juga tidak tahu Rukia-chan, apa hanya dia saja yang bisa? Sakit? Apa maksudmu?" Kusaka menjawab dengan bingung dan tidak mengerti maksud Rukia.

"Tadi aku dan Renji memperhatikan Ichigo saat sedang ulangan, sepertinya tangannya sedang terluka. Tapi aku juga tidak tahu pasti." Rukia mengingat-ngigat apa yang ia lihat tadi benar atau tidak?.

"Dia siapa Kusaka-san?" Tanya Renji yang mendengar saat Kusaka bicara dia pelan.

"Nanti kalau waktunya tiba aku akan kenalkan. Oh ya kalian bisa panggil Kaien sensei ke atap? Biar aku yang mencari Ichigo" Kusaka pun pergi setelah selesai berbicara dengan mereka dan mencari Ichigo yang entah ada dimana? Sedangkan Rukia dan Renji pergi ke ruang guru untuk menemui Kaien. Tidak di sangka Kusaka bertemu Ichigo saat keluar dari perpustakaan. "Ichi-kun, bisa bicara sebentar?"

"Kusa-nii? Bisa kok. Ada apa?" Ichi bertanya kepada Kusaka dengan bingung tumben sekali mau mengajaknya bicara.

"Ayo, kita bicara di tempat biasa saja" Ucapnya Kusaka saat mengajak pergi ketempat favorit Ichigo biasa sendiri. Ichigo mengangguk pelan dan mengikuti Kusaka yang berjalan di depannya. "Ichi-kun, tanganmu kenapa?" Tanya Kusaka setelah sampai di atap sekolah.

"Eh? Tidak kok. Kenapa bicara begitu?" Kata Ichigo kaget ketika Kusaka bertanya seperti itu. Dan dia tahu dari mana hal ini?

"Jangan bohong padaku Ichi-kun. Perlihatkan padaku." Kata Kusaka yang tahu Ichigo berusaha menyembunyikan lukanya.

"Aku tidak berbohong Kusa-nii." Ichigo menjawabnya denagn yakin dan tidak menunjukkan bahwa tanganya sakit.

"Dasar keras kepala." Gerutu Kusaka dan menjitaknya pelan membuat Ichigo meringis. Lalu ia membuka lengan baju Ichigo sampai sebatas sikut. "Ichi-kun ini? kenapa kau tidak mengatakannya?" Tanya Kusaka terkejut melihat memar di tangan Kiri Ichigo.

"aku hanya tidak mau merepotkan orang lain" Ichigo menjawab pelan dan lirih. Kaien yang baru saja datang melihat Ichigo dengan lembut. "Aniki?"

"Ichi baka." Kata Kaien lalu menatapnya dengan lembut dan memeluknya pelan. "Kenapa kau tidak bicarakan hal ini pada aniki?"

"Gomen aniki… Aku…" Ucap Ichigo berbisik pelan dalam pelukannya, ini lah yang di butuhkan saat ini. kasih sayang dari orang yang menyayanginya.

"Sudahlah Ichi. Aniki obatin dulu dan tahan ya" Kaien mengobati Ichigo dengan PK3 yang dibawanya tadi. Kusaka menghela napas lega setidaknya hanya inilah yang bisa ia lakukan untuk membantu Ichigo. "Nah, sudah selesai…"

"Arigatou aniki." Kata Ichigo pelan sambil mengulung lengan bajunya kembali untuk menutupinya.

"Ne, Kaien-nii. Siapa yang melakukan ini kepada Ichigo?" Kusaka bertanya kepada Kaien dengan rasa penasaran, dan siapa orang yang tega berbuat ini ke sepupunya tersanyang baginya.

"Itu…. Ah! Sudah bel masuk. Kalian nanti telat." Kata Kaien mencoba mengelak dari pembicaraan ini dan tidak mau di ketahui siapa yang melakukan ini semua.

"Kaien-nii… Jangan-jangan yang melakukan ini?" Ucap Kusaka melanjutkan perkataannya yang menebak orang tersebut dengan yakin tanpa ragu sama sekali.

"Itu… sudahlah lain kali saya kita bicarakan. Ayo Ichigo, Kusaka, cepat kalian masuk ke kelas." Ucap Kaien ingin menjawabnya tetapi melihat Ichigo menggeleng agar tidak memberitahukannya.

"Baiklah… Ayo Ichi-kun." Kusaka pun mengalah dan mengerti hal ini. Mereka pun pergi ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Selama dalam pelajaran Ichigo menjadi memikirkan yang tadi di bicarakan dengan Kusaka dan Kaien, apa Kusaka mengetahui siapa yang di beritahukannya? Tapi di enyah dalam pikirannya dan tetap konsentrasi dalam pelajaran.

Kusaka melirik sebentar ke Ichigo yang dijauh dari tempat duduknya, ia masih yakin kepada orang yang melakukan hal itu ke Ichigo. Tapi hanya Kaien dan Ichigo saja yang tahu siapa orang itu, hanya saja mereka tidak mau memberitahukannya sekarang. Kusaka hanya menghela napas pasrah, susah juga memaksa mereka utnuk bercerita terutama Ichigo.

Di sebuah tempat pemuda dengan berambut hitam keunguan yang bernama lengkap Shuuhei Muguruma baru saja datang dari luar negeri. Sudah lama ia tidak pulang ke kota kelahirannya ini, dan ia mencari orang yang sudah lama tidak di jumpainya.

Ia tersenyum kecil saat mengingat pemuda itu waktu mereka kecil, entah bagaimana mereka bertemu saat itu? Tetapi Shuuhei masih mengingat saja sampai sekarang dan ia tidak sabar bertemu dengannya lagi. Ia pun pergi ke rumah kakaknya yang tinggal di kota itu, surat pindahan sekolah juga sudah selesai di urus.

Shuuhei memanggil taksi untuk pergi ke tempat lama yang sudah lama tidak ia kunjungi sebelum pulang ke rumah. Ia pun berhenti di taman saat waktu ia kecil dulu dan mengingat saat bertemu dengannya. Di sekolah tidak terasa jam makan siang pun datang, Ichigo makan siang di atap dengan di temani oleh bukunya yang ia bawa untuk belajar. Kaien yang biasa menemaninya tetapi untuk hari ini tidak, masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan. Setelah makan Ichigo kembali mengerjakan soal-soal yang harus di selesaikannya sebelum les di mulai nanti.

Sehari-hari ia memang mempunyai jadwal yang di bilang padat, ia pun menyelesaikansoal-soal tersebut tanpa kesulitan sama sekali. Lalu ia pun mulai mengerjakan tugas yang di berikan gurunya untuk pertemuan yang berikutnya. Kusaka yang ingin menemuinya lagi dan berbicara kepada Ichigo, menjadi mengurungkan niatnya melihat Ichigo sedang mengerjakan tugas.

"Ne Ichi-kun." Panggil Kusaka yang datang mendekat kepada Ichigo yang masih menulis dan tidak mengetahui ia datang.

"Kusa-nii, tumben ada perlu apa?" Ucap Ichigo kaget melihat Kusaka yang sudah berdiri di hadapannya lalu kembali menulis jawaban yang sudah ia cari.

"Tidak, aku mencarimu karena kau tidak di kelas dan ternyata kau di sini. Lagi mengerjakan tugas yang tadi di berikan?" Jawab Kusaka saat duduk di sebelah Ichigo sambil menikmati angin yang berhembus pelan.

"Iya, kenapa Kusa-nii mencariku? Tidak bersama yang lain?" Tanya Ichigo bingung dengan pernyataan Kusaka yang ia ucapkan.

"Tidak lagi kepengin di sini saja. Oh ya! aku mau menanyakan yang tadi, kau terluka kenapa?" Tanya Kusaka kembali dan melihat ke arah Ichigo yang berhenti menulis. "Katakan Ichi-kun kau tidak usah khawatir."

"Itu… maaf Kusa-nii, aku tidak bisa memberi tahukannya. Aku mohon jangan paksa aku untuk memberitahukan siapa orangnya." Ichigo berucap dengan lirih dan pelan, Kusaka melihatnya dengan sedih.

"baiklah aku tidak akan memaksa Ichi-kun, tapi satu hal yang perlu kau ingat." Ucap Kusaka menepuk kepalanya pelan "Aku, Hitsugaya, Rukia, Renji dan Kaien-nii akan selalu membantumu. Jadi tidak usah khawatir dengan hal itu."

"Kusa-nii… iya arigatou." Ucap Ichigo pelan dan membuatnya tersenyum tipis tanpa terlihat oleh Kusaka. "Aku akan mengingatnya." Entah kenapa perasaannya mulai hangat walau itu hanya sedikit tapi Ichigo senang masih ada yang mengakui keberadaannya.

"Dasar…. Kau jadi penurut begini kalau tidak ada orang. Kalau sudah selesai mengerjakannya istirahat dulu, kau pasti lelah Ichi-kun" Kusaka menjadi tersenyum melihat Ichigo seperti ini. Ichigo hanya mengangguk pelan yang terlihat oleh Kusaka. Mereka pun bersama-sama menikmati suasana yang tenang di sini, hanya tempat ini yang nyaman menikmati pemandangan dari atas selain bukit dan yang lain.

Tanpa sadar bel masuk pun sudah tiba mereka masuk pun ke kelas supaya tidak terlambat dan untungnya Byakuya Sensei yang mengajar matematika belum datang, sehingga mereka selamat dari hukuman yang akan di terima jika masuk ke kelasnya. Mereka pun mengumpulakan tugas yang berikan Byakuya Sensei saat pertemuan sebelumnya. Sebagian mereka yang lupa mengerjakan mendapat hukuman berlari menglilingi lapangan sebanyak tiga puluh kali dan di berikan tugas dan tidak itu saja dalam satu soal pun ada anak soal yang sekitar empat soal. Untung saja Ichigo, Kusaka dan yang tidak mendapat hukuman bersyukur dalam hati.

Mereka belajar dengan serius dan penuh konsentrasi penuh hingga pelajaran usai. Bagi yang pintar matematika mereka juga mendengarkan dengan seksama dan baik. Waktu berjalan dengan cepat dan waktu pulang pun sudah tiba, para murid bernapas lega sejenak. Ichigo pun bergegas menuju tempat les pianonya sebelum kursus mata pelajaran yang lain.

Bagaimana tidak setiap hari ia lakukan ini sampai hari minggu sehingga ia punya waktu istirahat yang sedikit, ia kursus sampai jam 8 malam dan setelah itu ia belajar kembali di rumah hingga jam 10. Ichigo melihat Kaien sudah berada di parkiran, ia pun langsung masuk ke dalam mobil dan siap untuk di antar ke tempat kursusnya.

Kaien sebenarnya ingin membicara hal ini dengan guru di tempat kursus Ichigo, tetapi Ichigo melarangnya. Karena jika ayahnya mengetahui bisa-bisa kakaknya mendapat hukuman seperti dirinya dan ia tidak mau itu terjadi. Tidak lama Ichigo sampai di tempat kursus pianonya, saat mau keluar Kaien menahan tanganya dan berpesan agar ia menjaga dirinya, Ichigo mengiyakan dengan senyuman tipis yang bisa di lihat Kaien. Setelah Ichigo masuk ke dalam Kaien pun pergi ke rumah sakit untuk praktek di sana.

Ichigo kembali mengulang pelajaran kemarin lalu sang guru yaitu rose mendengarkan dengan baik. Nyaris tidak ada kesalahan sama sekali, akan tetapi tanganya kembali sakit saat bermain piano. Ichigo menahan dan tetap melanjutkan permainannya. Rose melihat ada keanehan dengan Ichigo tetapi ia mau melihat seberapa jauh Ichigo bertahan. Tepat jam 6 sore Ichigo pergi ke tempat kursus mata pelajaran yang lain yang tidak begitu jauh dari sana. Ia pun langsung menuju kelasnya yang berada di lantai 3, para guru yang mengajar di sana bingung kenapa murid sepandai Ichigo masih di kursuskan juga? Teman Kaien pun berada di sana tetapi ia juga tidak tahu kenapa alasannya, Ichigo selalu mendapat nilai bagus di tempat kursus itu.

Setelah kursus selesai Ichigo ia mendapat sms dari kakaknya, ia di suruh datang ke rumah sakit untuk memeriksa luka di tangannya dan mengajak makan walau sudah malam tetapi sebuah tempat makan masih buka. Secara tidak sengaja ia bertabrakan dengan seorang pemuda yang sedang terburu-buru juga, tetapi setelah minta maaf Ichigo langsung pergi. Pemuda itu tidak sempat menanyakan namanya. Setelah Ichigo mendapat perawatan dari kakaknya, ia bertanya kenapa Kaien menyuruhnya datang? Kaien menjelaskan ia mendapat telepon dan Rose guru piano Ichigo yang mengetahui hal itu. Mereka pun pergi makan sebelum pulang, Kaien sudah memberitahu kepada Karin mereka tidak makan di rumah.

Tepat jam 9 malam semua orang di rumah sudah tidur Kaien dan Ichigo baru pulang, Ichigo langsung ke kamarnya untuk belajar kembali dan menyiapkan untuk besok pagi, setelah ia membersihkan badannya. Sedangkan Kaien pergi menuju ke kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Ichigo. Kaien memeriksa Ichigo sudah tidur atau belum? Ia melihat Ichigo tertidur di atas meja belajarnya saat sedang belajar, benar saja dugaan Kaien.

Ia cemas dengan kondisi badan Ichigo jika terus-menerus di paksakan seperti ini, dengan perlahan ia memindahkan Ichigo ke kasur dan menyelimutinya. Lalu Kaien membantu memberskan buku Ichigo ke dalam tas, ia pun mencium kening adiknya sebelum kembali ke kamarnya. Pagi hari datang dengan cepat, dan matahari bersinar dengan cerah di langit biru yang indah. Kaien masuk ke kamar Ichigo untuk membangunkannya, karena ia tidak mau melihat adiknya mendapat hukuman terus menerus di setiap saat.

"Ichi..." Ucap Kaien saat melihat kamar Ichigo sudah rapih dan ia tidak ada di kamarnya.

"Aniki, Aku sudah bangun." Kata Ichigo keluar dari kamar mandi dengan pakaian sekolahnya dengan lengkap.

"Ichi, kau sakit? Mukamu sedikit pucat." Gumam Kaien melihat Ichigo dengan tatapan cemas dan menyentuh mukanya.

"Aku baik-baik saja aniki. Tidak usah cemas." Ichigo menjawab dengan pelan dan tidak mau sang kakak menjadi cemas.

"Kan udah aniki bilang, jangan di forsil Ichi. Kau harus jaga kesehatanmu" Kaien memeluk adiknya dengan lembut.

"Iya aniki. Tapi kalau tidak begitu tousan pasti marah." Ucap Ichigo berbisik pelan tapi masih terdengar oleh Kaien.

"Ichi, jangan begitu. Hentikan saja, aniki tidak tega melihatmu begini terus." Seru Kaien lalu menepuk ke dua sisi muka Ichigo pelan.

"Tapi... Kata-kata tousan benar aniki" Jawab Ichigo dengan menunduk dan sambil mengingat perkataan waktu itu.

"Ichi... Tapi kalau begitu kau tidak akan kuat. Kau bukan boneka Ichi yang harus menuruti setiap perkataan tousan, aniki akan bicara kepada tousan nanti." Kaien menatap adiknya yang masih menunduk.

"Aku tahu ... Aku mohon jangan biarkan tetap seperti ini, aku tidak mau Aniki, Yuzu dan Karin di perlakukan seperti aku. Cukup aku saja yang merasakan seperti ini aniki… Aku…." Ichigo memotong ucapannya yang tidak bisa di lanjutkannya.

"Ichi, baiklah. Maaf aniki tidak bisa melindungi dan menjagamu dengan benar." Kaien sekali lagi memeluk Ichigo untuk memberikannya kehangatan. "Ichi... Ayo sarapan, nanti kau terlambat."

"Iya... Arigatou aniki." Ichigo membalas pelukan sang kakak, seperti ini yang membuat Ichigo nyaman. Kakaknya yang memberikan kasih sayang yang tidak di berikan oleh ayahnya.

"Douita Ichi... Sudah jangan di pikirkan ya." Ia mengacak-ngacak rambutnya pelan dan Ichigo hanya diam saja. "Aniki tunggu di bawah ya." Kaien menutup pintu perlahan dan meninggalkn Ichigo yang masih diam. Ia menghela napas setelah berada di luar dan menuju ke ruang makan. Ichigo keluar kamar setlah merapihkan pakaiannya dan mengambil tas yang sudah di siapkan.

Ichigo dengan cepat menghabiskan makanannya, lalu ia menunggu Kaien di luar rumah. Kaien pun keluar setelah tidak beberapa lama dari dalam, setiap pagi memang selalu seperti ini. Mereka pun brangkat ke sekolah setelah mengantar adik-adik perempuan mereka ke sekolahnya. Tidak butuh waktu lama mereka sampai, Ichigo turun setelah sampai, dan Kaien memberikan bekal kepadanya.

"Hati-hati ya, kalau ada apa-apa beritahu aniki ok." Kaien menepuk pundak adiknya pelan dan tersenyum lembut.

"Iya aniki..." Ichigo melihat ke Kaien lalu mengambil tasnya yang ia taruh di lantai.

"Bagus... Sampai nanti ya." Kaien pun pergi ke menuju ke ruang guru setelah mengakhiri pembicaraan mereka. Ichigo pun pergi ke kelasnya yang berada di lantai dua akan tetapi ia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

"Gomen nasai. Aku tidak melihat" Ichigo membereskan bukunya yang berserakan di lantai dan mencari kacamatanya yang terjatuh.

"Aku juga terburu-buru tadi. Ini kacamatamu… Tunggu semalam aku juga menabrakmu kan? Maaf ya yang semalam aku tidak sengaja." pemuda itu membantu membereskan barang-barang Ichigo dan memberikan kacamatanya.

"Arigatou... tidak apa-apa kok. Aku permisi dulu." Ichigo memakai kembali kacamatanya dan teringat kejadian semalam saat ingin pergi ke tempat kakaknya.

"Baiklah… ah! aku lupa menanyakan namanya lagi… pasti itu dia? Akhirnya kita betemu lagi." ucap Shuuhei dengan pasti dan tersenyum saat melihat Ichigo pergi ke kelas.

TBC

Ichi: nasib-nasib apes banget… Kena lagi di fic ini author…

Shuu: aku juga kena…

Udah terima aja habis tidak ada yang cocok untuk di siksa lagi sih…

Ichi dan Shuu: *pundung berduaan di pojokan*

Hitsu: terima kasih yang sudah membaca.

Kusa: sampai bertemu di chap selanjutnya.

All: RNR Please.

Kamis, 21 Februari 2013

Nokori Kaze


Nokori Kaze 

Description: Title theme Bleach: The 3rd Phantom
Sung by Ikimono-gakari


Romaji

"Mou nido to modorenai" to shiru
Namida de nijinda michi wo aruite
Hontou wa sukoshi dake miete ita asu wo ki ni shita


Arifureru sono kotoba dakedo fui ni nanika wo shinjite mitai no
Itsuka mata meguri au no da to hisoka ni chikau


Kigatsukeba mou mienu omokage wo sagasu
Ichido nakushita hibi wa doko? Doko?


Sakihokore inochi no hana rin toshite kono kokoro kogashite
Fuki yamanu wa nokori kaze
Ano hi wo oshimu you ni nagarete asu he to


Tesaguri de tsukande wa kieru
Mainichi no hakanasa ni mo kizuite
Aimai na atashi wo kowashite shizuka ni hitomi wo tojiru


Koukai ga sari iku kibou de
Sore wo shitte mo asahi wo mitai no
Ima tsuyoku ikite iku no da to tashika ni negau


Hito tokoro ni todomaru kowasa wo mitsukete fumidashita toki
Kimi wa doko? Doko?


Meguri yuku wa kono kokoro koharubi no ibuki he to yorisoe do
Nagareruru namida kiezu ni hitohira no kaze wo matoi nagarete kimi he to


Fuwari ukabu kaze ima wa mienai kedo
Tashika ni mieta no hitoe no kazaato
Kimi ga nanika tsutaeta no? Atashi ga ima tsutaeru no?
Hoshikatta kotae wa ima ima...


Toki michite mieta kokoro ima iku yo kawaranai atashi de
Hibiki au koe kotonoha hikari wo hanatsu you ni todoke kanata he


Sakihokore inochi no hana rin toshite kono kokoro wo kogashite
Fuki yamanu wa nokori kaze
Ano hi wo oshimu you ni nagarete asu he to

Bleach




Distace



FictionJunction - Distance
Mobile Suit Gundam SEED HD Ending


ROMAJI:

[sortia mistia
sonta iya]*

meguriatta kokoro ga
yobiau yo tooi shinjitsu
sakamaku nami o hedate
onaji yume o sakenda

doushiyoumonaku
ubaiau hibi dakara
tada hoo ni furete
sukoshi dake hohoenda

koko ni iru kara
mienai hoshi no uta
ai to iu na no maboroshi o kanadete

hanarete ita kokoro ga
yobiau yo tooi shinjitsu
sakamaku sora no mukou
onaji hikari o miteru

yawaraka na yubi de
kanashimi o atatamete
koufuku no tane ga
hitotsu dake mebuku you ni

hana no you da ne
chitte iku hikari wa
ai o shinjite dokomade ikeru darou

ashita o terasu uta ga
anata nimo hibiku you ni
setsunaku mada mabushiku
nagusame o utatteru

[Sorta dista
sorti aria dia
ta visto mia sorti mia]

natsukashii hitomi
ushinawareta hoshi no
inori ga mirai e
todoku made

hajimete mita hikari o
torimodosu tame no shinjitsu
sekai wa mada hageshiku
yasuragi o yumemiteru
hanarete ita kokoro ga
te o nobasu mune no shinjitsu
sakamaku sora o koete
onaji hikari no hou e

[sortia mistia
sonta iya]